Jaga agar “anak-anak tertinggal” lebih aman
“Anak-anak yang tertinggal” adalah kata yang sangat sensitif di desa Tiongkok. Anak-anak ditinggal oleh orang tuanya bersama kakek-nenek dan dapat berkumpul beberapa hari dalam setahun. Yang dimaksud dengan “anak-anak tertinggal” adalah sebuah pemikiran dan rasa bersalah terhadap anak-anaknya di desa.
Sekarang pemerintah mengirimkan polisi untuk mengajarkan pengetahuan keselamatan jalan kepada anak-anak. Kegiatan ini akan memberikan anak-anak ini pakaian reflektif gratis dan mengajari mereka mengenali rambu lalu lintas.
Permasalahan anak-anak tertinggal sudah lama diidap. Permasalahan ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: Pertama, rendahnya kualitas hidup sehari-hari, keluarga di desa harus menanggung beban yang berat. Kedua, kesulitan akademis meningkat. Ketiga, akan lebih banyak anak yang menarik diri dan autis. Keempat, risiko keamanan meningkat. Perlu waktu lama untuk menyelesaikan permasalahan ini. Berbagai departemen di pemerintahan bersama-sama mengatasi dan menghindari tantangan ini. Polisi memberikan lebih banyak pengetahuan keselamatan kepada anak-anak ini, atau mengirimi mereka rompi keselamatan agar mereka dapat memakainya ke sekolah, sehingga dapat mengurangi kecelakaan. Namun keinginan sebenarnya dari anak-anak ini adalah tinggal bersama orang tuanya, berharap orang tuanya sering kembali ke negaranya.